Me

Me

Rabu, 11 Agustus 2010

7 rahasia penampilan peraih prestasi

Cherles Garfield, guru besar luarbiasa fakultas kedokteran Universitas California di San Fransisco meneliti peraih prestasi puncak. Ia mengamati 1.500-an prestasiawan puncak di berbagai bidang. Kesimpulannya, rahasia peraih sukses memiliki kesamaan dalam kebiasaan dan keterampilan mental. Siapapun boleh mempelajarinya, karena aspek tersebut bukan dibawa lahir tapi dipelajari. Apa saja langkah yang mengarah pada penampilan puncak?

1. Jalani hidup sepenuhnya

Berbeda yang ngotot. Mereka bekerja hingga larut malam bahkan suka membawa pekerjaannya ke rumah. Orang seperti ini cendrung mencapai puncaknya saat dini, kemudian prestasinya kemudian menurun. Bagi peraih prestasi puncak, mereka juga mau bekerja keras, tapi mereka bekerja dalam batas yang tegas dan jelas. Bagi mereka kerja bukan segala-galanya.

2. Pilihlah karir yang memang anda gandrungi

Prestasiawan puncak memilih pekerjaan yang benar-benar mereka senangi. Mereka memakai 2/3 dari waktu kerjanya untuk pekerjaan, selebihnya 1/3 lagi tuga-tugas yang mereka tidak senangi.

3. Lakukan latihan menghadapi tugas-tugas yang menanti – di pikirannya

Para prestasiawan puncak mencoba membayangkan tindakan yang akan diambilnya di dalam pikirannya. Jack Nicklaus, seorang pegolf, tak pernah mengayungkan tongkat golfnya sebelum membayangkan gerakan ayunan pukulannya, arah melayangnya bola, dan titik di mana bola itu mendarat. Jadi dia melakukan pembayangan dalam pikirannya sebelum bertindak.

4. Kejar hasil, jangan kejar kesempurnaan

Mereka yang berpenampilan puncak selalu bebas dari keinginan untuk sempurna. Mereka tidak menganggap kesalahan suatu kegagalan. Mereka belajar tampil lebih baik pada kesempatan berikutnya.

5. Rela menanggung resiko

Mereka yang berpampilan puncak berani memikul resiko, sebab secara cermat mereka telah mempertimbangkan bagaimana mereka bersikap bila mengalami kegagalan.

6. Jangan menganggap sepele potensi Anda

Kita kadang membatasi diri dan kemampuan kita, padahal pembatasan tersebut bukan suatu fakta, hanya berupa kepercayaan-kepercayaan saja yang bukan pada tempatnya. Contohnya, kepercayaan bahwa tidak mungkin manusia lari 1 mil dengan kecepatan di bawah 4 menit. Journal kedoteran ikut membenarkan saat itu. Tapi pada tahun 1954, Roger Bannister menembus batas empat menit itu. Sepuluh atlit belakangan mengikuti jejaknya. Jadi mereka yang berpenampilan puncak selalu lebih mampu mengabaikan batas-batas semu tersebut.

7. Bersainglah degan diri sendiri, bukan dengan orang lain

Mereka yang berpenampilan puncak lebih memusatkan perhatian terhadap bagaimana melakukan usaha lebih baik dari sebelumnya, daripada sekadar menaklukkan pesaingan


dikutip dari ishak zainal

1 komentar: