Me

Me

Minggu, 19 Mei 2013

BILANGAN ROMAWI


Angka Romawi atau Bilangan Romawi adalah sistem penomoran yang berasal dari Romawi kuno. Sistem penomoran ini memakai huruf Latin untuk melambangkan angka numerik:
I  à 1 (satu) (unus)
V à 5 (lima) (quinque)
X à  10 (sepuluh) (decem)
L à 50 (lima puluh) (quinquaginta)
 Cà  100 (seratus) (centum)
 Dà  500 (lima ratus) (quingenti)
 Mà  1.000 (seribu) (mille)
Beberapa kekurangan atau kelemahan sistem angka romawi, yakni :
1. Tidak ada angka nol / 0
2. Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu
3. Terbatas untuk bilangan-bilangan kecil saja
Untuk menutupi kekurangan angka romawi pada keterbatasan angka kecil, maka dibuat pengali seribu dengan simbol garis strip di atas simbol hurup (kecuali I).

Untuk angka yang lebih besar (≥5.000), sebuah garis ditempatkan di atas simbol indikator perkalian dengan 1.000.
V dengan garis di atas untuk angka lima ribu à  5.000 (lima ribu)
X dengan garis di atas untuk angka sepuluh ribu à 10.000 (sepuluh ribu)
L dengan garis di atas untuk angka lima puluh ribu à  50.000 (lima puluh ribu)
            C dengan garis di atas untuk angka seratus  ribu à 100.000 (seratus ribu)
            D dengan garis di atas untuk angka lima ratus ribu à 500.000 (lima ratus ribu)
M dengan garis di atas untuk angka satu juta à 1.000.000 (satu juta)
Pada zaman dahulu kala orang romawi kuno menggunakan penomoran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomeran pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap huruf melangbangkan / memiliki arti angka tertentu, yaitu :
I / i untuk angka satu / 1
V / v untuk angka lima / 5
X / x untuk angka sepuluh / 10
L / l untuk angka lima puluh / 50
C / c untuk angka seratus / 100
D / d untuk angka lima ratus / 500
M / m untuk angka seribu / 1000
Metode / Teknik Penomoran Angka Romawi :
1. Simbol ditulis dari yang paling besar ke yang paling kecil
2. Semua simbol besar ke kecil dijumlah kecuali kecil ke besar berarti ada pengurangan.
Menulis Bilangan Romawi
#Hanya boleh berurutan 3 lambang bilangan yang sama.
Contoh: 3 ditulis III, 30 ditulis XXX, angka 4 tidak boleh ditulis IIII tetapi IV.
#Ketentuan penulisan lambang bilangan romawi:
-Apabila angka di sebelah kanan kurang atau sama dengan angka yang di sebelah kiri artinya lambang bilangan itu dijumlahkan.
Contoh:
II artinya 1 + 1 = 2
VI artinya 5 + 1 = 6
VII artinya 5 + 1 + 1 = 7
III artinya 1 + 1 + 1 = 3
XI artinya 10 + 1 = 11
XV artinya 10 + 5 = 15

-Apabila angka disebelah kiri kurang dari angka di sebelah kiri kurang dari angka di sebelah kanan bilangan itu dikurangi.
Contoh:
IV artinya 5 – 1 = 4
XL artinya 50 – 10 = 40
IX artinya 10 – 1 = 9

Penulisan lambang bilangan Romawi hanya boleh sebanyak 3 kali berturut-turut.
Contoh:
III = 3 selanjutnya 4 = IV
XLIII = 43 selanjutnya 44 = XLIV
XXX = 30 selanjutnya 40 = XL
XVIII = 18 selanjutnya 20 = XX
XIII = 13 selanjutnya 14 = XIV
XXVIII = 28 selanjutnya 39 = XXXIX
XXIII = 23 selanjutnya 24 = XXIV
Menggunakan Bilangan Romawi Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Contoh:
1. Adi mempunyai 80 kelereng, kemudian diberikan kepada adiknya sebanyak 24 buah. Berapa jumlah kelereng Adi sekarang? (tulis dengan lambang bilangan Romawi)
Jawab:
Kalimat matematikanya adalah 80 – 24 = 56
Lambang bilangan Romawi dari 56 adalah LVI
2. 1.496 = 1.000 + 400 + 90 + 6
= 1.000 + (500 – 100) + (100 – 10) + (5 + 1)
= M + CD + XC + VI
= MCDXCVI
Jadi, lambang bilangan Romawi 1.496 adalah MCDXCVI


daftar pustaka :

http://id.wikipedia.org/wiki/Angka_Romawi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar